Senin, 09 Mei 2011
pakan yg cocok utk anakan murai batu ??
itu hanya sebatas asumsi om, belum terbukti kebenarannya, karena saya perhatikan induk Mb mematuk kroto dengan ujung paruh, yg notabennya kering, kecuali kalau sampai gigit pangkal paruh, baru deh nempel ke lidah, ada air liurnya.
saya sendiri sering melihat dan memperhatikan kroto yag mau dilolohkan ke anakan dan kebetulan terjauh kembali, saya sempat beberapa kali memungut langsung dan saya liat kroto tidak berubah, tidak terdapat air liur juga yg menempel,..
coba om perhatikan sendiri jika memang masih belum percaya.
karena saya sering melihat di negara kita banyak yg sudah merasa pandai dan menjadi sok tahu, akibatnya terkadang memberikan statement menurut asumsi tanpa data dan penelitian l;ebih lanjut yang akibatnya bisa menjadi salah paham dan salah kaprah dikemudian hari.
dalam mamalia biasanya cholostrum terkandung sampai 3 hari setelah kelahiran, biasanya ditandai dengan air susu yang berwarna jernih menandakan jumlah cholostrum yang berlipat.
pada burung merpati biasanya susu tembolok dihasilkan oleh induk atau diproses sampai dengan umur 4 hari setelah telur menetas, pada saat itu nampak makanan yang tadinya kasar akan dicerna oleh susu tembolok didalam tembolok induk untuk kemudian dilolohkan secara oral dalam bentuk bubur,,,.. (kenapa saya mengetahui hal ini, karena dulu saat masih duduk di bangku SMP saya sudah beternak merpati balap)
kalau untuk MB, saya sampai saat ini tidak menemukan yang namanya air liur cholostrum, susu cholostrum atau susu tembolok........
kalau saya bisa mempercayai Host yang katanya dah dedengkot Mb di Stasiun TV swasta jika memang dia dalah seorang ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis dan memberikan statement berdasarkan hasil uji lab yang dia lakukan....
nah inilah terkadang salah kita, mudah termakan oleh statement seseorang yang katanya sudah pakar.... dan saya sendiri dahulu juga berasumsi sama dengan Om L4R4S.
kembali ke topik... namun untuk masalah meloloh, saya yakin sebagian besar breeder tetap mempercayakan piyik diloloh induknya sampai minimal usia seminggu, dalam arti apalbia memang benar statemment yang telah diutarakan oleh pakar diatas, maka tidak perlu khawatir, karena pada masa itu piyik masih diloloh oleh induk......
saya sendiri sering melihat dan memperhatikan kroto yag mau dilolohkan ke anakan dan kebetulan terjauh kembali, saya sempat beberapa kali memungut langsung dan saya liat kroto tidak berubah, tidak terdapat air liur juga yg menempel,..
coba om perhatikan sendiri jika memang masih belum percaya.
karena saya sering melihat di negara kita banyak yg sudah merasa pandai dan menjadi sok tahu, akibatnya terkadang memberikan statement menurut asumsi tanpa data dan penelitian l;ebih lanjut yang akibatnya bisa menjadi salah paham dan salah kaprah dikemudian hari.
dalam mamalia biasanya cholostrum terkandung sampai 3 hari setelah kelahiran, biasanya ditandai dengan air susu yang berwarna jernih menandakan jumlah cholostrum yang berlipat.
pada burung merpati biasanya susu tembolok dihasilkan oleh induk atau diproses sampai dengan umur 4 hari setelah telur menetas, pada saat itu nampak makanan yang tadinya kasar akan dicerna oleh susu tembolok didalam tembolok induk untuk kemudian dilolohkan secara oral dalam bentuk bubur,,,.. (kenapa saya mengetahui hal ini, karena dulu saat masih duduk di bangku SMP saya sudah beternak merpati balap)
kalau untuk MB, saya sampai saat ini tidak menemukan yang namanya air liur cholostrum, susu cholostrum atau susu tembolok........
kalau saya bisa mempercayai Host yang katanya dah dedengkot Mb di Stasiun TV swasta jika memang dia dalah seorang ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis dan memberikan statement berdasarkan hasil uji lab yang dia lakukan....
nah inilah terkadang salah kita, mudah termakan oleh statement seseorang yang katanya sudah pakar.... dan saya sendiri dahulu juga berasumsi sama dengan Om L4R4S.
kembali ke topik... namun untuk masalah meloloh, saya yakin sebagian besar breeder tetap mempercayakan piyik diloloh induknya sampai minimal usia seminggu, dalam arti apalbia memang benar statemment yang telah diutarakan oleh pakar diatas, maka tidak perlu khawatir, karena pada masa itu piyik masih diloloh oleh induk......
6 langkah penjodohan Murai Batu
6 langkah penjodohan MB
1. agar proses penjodohan lebih mudah,siapkan betina lebih dari 1 ekor,dekatkan dengan pejantan yg telah diseleksi,baik dari kualitas suara,katuranggan maupun prestasinya.bila sudah ada yg tampak rajin bunyi,ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik,itu pertanda si betina sudah birahi,pilih betina tersebut,dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.
2. masukan kedalam sangkar bersekat,atau biasanya disebut kandang jodoh,atau bila ngk ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yg diletakan berhimpitan.
3. lakukan pengamatan secara rutin,harus dilakukan pengamatan secara rutin,untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut.bila sudah terlihat akrab,yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat,baru masukan ke kandang penagkaran.
4. amati perilaku indukan,amati terus apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya.tanda-tanda penjodohan yg sukses,apabila sepasang indukan sering berduaan,sering kejar-kejaran,tapi bukan saling serang.sebaliknya bila sang jantan mengejar dan menghajar betina,maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut,karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal...yakni.... kematian pada sang betina...
5. lakukan penjodohan alternatif,ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu,kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar,sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa,langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi pejantan.
6. ganti pasangan bila tidak mau jodoh,ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan,yakni bila pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh,ganti betina dengan betina baru.lakukan langkah2 penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.
tapi,sebelum melakukan semua langkah penjodohan di atas,siapkan kandang penagkaran dan perlengkapanya terlebih dahulu,antara lain tempat mandi,tempat makan,kotak sarang,tenggeran dan lainnya…
1. agar proses penjodohan lebih mudah,siapkan betina lebih dari 1 ekor,dekatkan dengan pejantan yg telah diseleksi,baik dari kualitas suara,katuranggan maupun prestasinya.bila sudah ada yg tampak rajin bunyi,ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik,itu pertanda si betina sudah birahi,pilih betina tersebut,dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.
2. masukan kedalam sangkar bersekat,atau biasanya disebut kandang jodoh,atau bila ngk ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yg diletakan berhimpitan.
3. lakukan pengamatan secara rutin,harus dilakukan pengamatan secara rutin,untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut.bila sudah terlihat akrab,yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat,baru masukan ke kandang penagkaran.
4. amati perilaku indukan,amati terus apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya.tanda-tanda penjodohan yg sukses,apabila sepasang indukan sering berduaan,sering kejar-kejaran,tapi bukan saling serang.sebaliknya bila sang jantan mengejar dan menghajar betina,maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut,karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal...yakni.... kematian pada sang betina...
5. lakukan penjodohan alternatif,ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu,kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar,sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa,langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi pejantan.
6. ganti pasangan bila tidak mau jodoh,ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan,yakni bila pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh,ganti betina dengan betina baru.lakukan langkah2 penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.
tapi,sebelum melakukan semua langkah penjodohan di atas,siapkan kandang penagkaran dan perlengkapanya terlebih dahulu,antara lain tempat mandi,tempat makan,kotak sarang,tenggeran dan lainnya…
Untuk kepentingan lomba atau kompetisi burung berkicau, para hobbies di Indonesia lebih menyukai MB Jambi. Mereka beralasan selain kemerduan suaranya, burung jenis ini mempunyai stamina dan gerakan ekornya yang indah. Mungkin mereka benar karena struktur tubuhnya yang sedang dengan panjang ekor berkisar antara 14 cm – 17 cm memungkinkan burung tersebut bergerak lincah dan tidak terbebani dengan berat dan panjang ekornya. MB Jambi secara alamiah hidup disekitar Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Kepulauaan Mentawai & Siberut serta semenanjung Bukit Barisan.
Langganan:
Postingan (Atom)